Trip ke Gombong sebenernya udah dari tahun kemarin, tepatnya 22 April 2011, but it’s ok! Cerita tidak pernah basi, apalagi cerita travelling. Am I right?
Perjalanan ke Gombong ini dimulai dengan gubrakan ke Stasiun Balapan, Solo. Sesampainya di stasiun, langsung lari-lari menuju loket penjualan tiket Prameks keberangkatan jam 5.30 menuju Stasiun Kutoarjo seharga Rp 20.000,00. Lega rasanya ketika tiket sudah di tangan. Bukan cuma aku saja sih yang lega, tapi teman-teman yang akan pulang kampung ke Gombong juga lega setelah melihatku. Haha.. I made it, I was’nt late!
Akhirnya prameks berangkat menuju Stasiun Kutoarjo. Berasa sedikit aneh ketika melewati Stasiun Tugu dan aku tidak turun di sana. 😛 Perjalanan menuju Stasiun Kutoarjo memakan waktu 2 jam. Sekitar pukul 8.30, kami sampai di Stasiun Kutoarjo. Di stasiun, sempet beli gorengan buat ganjel perut sambil nunggu kereta menuju Stasiun Gombong. *lupa nama keretanya, tapi yang pasti kereta ekonomi :(* Yah, karena ketika itu pengalaman pertama kali naik kereta ekonomi, sempet shock juga melihat dan merasakan suasana di atas kereta. It was like a crowd in the traditional market but this was in the train! But it was interesting. 🙂 Pertama kali juga naik kereta tanpa tiket ( ini jangan di tiru!!! ) dan ketauan petugasnya, akhirnya bayar Rp 5000,00 per kepala.. Hahaa
Ketika sampai di Stasiun Gombong, kereta sudah sangat penuh. Dengan segenap tenaga yang ada (hasil makan gorengan), berusaha keluar dari kereta. Lega rasanya setelah keluar dan melihat tulisan Stasiun Gombong. 🙂
Sesampainya di Stasiun Gombong, langsung menuju rumah teman yang rumahnya tak jauh dari stasiun. Setelah itu, sekitar pukul 11an, menuju rumah singgah selama di Gombong, rumah Upi.. 🙂 *makasih ya, Upi sama keluarganya yang sudah menampung selama di sana*
Hari kedua di Gombong, berlanjut ke benteng peninggalan Belanda, namanya Benteng Van Der Wijck. Katanya ga afdol kalau ga main ke sana. Benteng ini punya ciri khas warna merah marun. Kalau ga salah dulu benteng ini juga pernah dipakai untuk markas TNI. Harga tiket masuknya Rp 4000,00. *mungkin sekarang udah naik, kali ya..* Lebih mahal dari masuk Benteng Vredeburg di Jogja. Tapi banyak fasilitas yang ditawarkan di Benteng Van Der Wijck, di dalam kawasan wisata benteng, ada water boom, gedung pertemuan, bahkan hotel pun ada.
Di sebelah kanan kiri jalan masuk ini, terdapat hotel, waterboom, dan taman bermain. Lengkap dah, kalau mau nginep di sini..
Foto-foto di atas merupakan foto pintu masuk ke benteng. Bangunan benteng ini mempunyai ciri khas mempunyai cat berwarna merah yang jarang atau malah tidak ada benteng peninggalan Belanda yang mempunyai warna serupa karena biasanya bercat putih. Selain itu, dipintu masuk tertempel tulisan tahun dibangunnya benteng yaitu tahun 1818.
Bangunan benteng terdiri dari tiga lantai. Di lantai terbawah, terdapat ruangan untuk berfoto dan ruang untuk pamer foto. Sedangkan lantai dua, terdapat ruang foto bupati dan pangdam di Kebumen. Lantai tiga, terdapat kereta yang mempunyai rute keliling benteng. Sayang, dulu nggak sempat mencoba karena terlalu panas dan antrian yang banyak. Hehe *sayang sekali :(*
Foto-foto di atas, diambil di lantai dua Benteng. Yang paling atas, itu foto halaman belakang *kalau ga salah, maklum buta arah* terdapat tank perang. Foto yang di tengah itu lorong yang ada di lantai dua benteng.
Dan ini, foto Benteng Van Der Wijck sebelum direnovasi dan berwarna merah. Foto ini bisa ditemukan di ruang foto yang terdapat di lantai satu benteng, kalau ga salah ingat letaknya di sebelah kanan kiri pintu masuk benteng.
Salah satu sudut benteng yang bikin ngakak. Ada Mak Lampirnya! Hoho.. Sayang Gerandongnya nggak ada. Haha
Dan ini dia, salah satu kuliner di sana. Jeng jeng! Soto Gombong.. Rasa sotonya beda sama soto-soto yang pernah tak makan misalnya soto Lamongan, soto Solo maupun soto Jogja. Ini isi sotonya banyak banget dan kuahnya agak kental. Dulu makan soto+es teh habis Rp 7.500,00. Tapi worth it banget buat dicobain kalau lagi ke Gombong. Kalau buat oleh-oleh khas, daerah sana terkenal dengan lanting yang terbuat dari singkong yang dibentuk seperti angka 8 dengan pilihan rasa yang macam-macam misalnya keju, pedas manis, jagung bakar, balado dan yang original atau rasa bawang. So, try enjoy Gombong, I’m sure you won’t regret it! 🙂
Selama tinggal di sana, sempat dapat foto-foto yang lumayan bagus jadi, pamer dikit ah… Here they are….
All the photos taken with Canon Power Shot A490. Meskipun cuma pocket camera, kalau kita bisa memanfaatkan fitur yang ada dalam kamera itu, hasilnya ga kalah sama DSLR. hehe 😀
-ej-
P.S:
*Kalau copas atau mengambil gambar, please take with a credit. Jangan jadi cheater atau plagiat. Hargai karya orang!:)