One day, three destinations..
Itulah yang kami jalani pagi itu tanggal 16 Februari 2011. Keinginan untuk melihat sesuatu yang hijau setelah setiap hari “berkencan” dengan laptop masing-masing.. haha
Setelah pemikiran, perdebatan, dan merayu sana merayu sini mengumpulkan masa, akhirnya diputuskan kami pergi ke Kebun Teh Kemuning. Pagi harinya kami berdelapan berkumpul di depan Kampus UNS dan berangkat bersama dari sana.
Sekitar pukul 10.00 kami sampai di Kebun Teh Kemuning. Tak lupa kami pun berfoto-foto. *emang dasarnya pada narsis*
Ini fotonya konyol banget, cuma keliatan separo badan gara-gara yang ngambil foto mutung cuma dijadiin juru foto. haha 😛
Akhirnya pencarian kami mencari hijau-hijau pun ketemu. Kami menemukan hijau-hijau yang kami cari, yaitu kebun teh. Horeeeee!!!!
Katanya iklan di TV pucuk daun teh itu yang paling enak buat dijadiin teh lho.. *kemakan iklan TV* Kalau ulet di iklan itu liat pucuk daun teh ini, pasti uda ngiler trus neriakin yel-yel penyemangat mereka “PUCUK.. PUCUK.. PUCUK..”. Haha Tapi minus ending iklan pucuk daun tehnya dipetik. Bayangin aja, udah semangat-semangat bayangin makan pucuk daun teh, udah perjalanan jauh, pas uda di depan mata daunnya dipetik. How pity they are..
Lupakan kisah tragis ulet yang pucuk daun tehnya dipetik. Next, karena kelaparan, akhirnya liat bapak-bapak penjual cilok. Asoy banget, makan cilok yang masih anget di tengah-tengah kebun teh dengan udara yang agak dingin. haha
Energi dari cilok tenyata dahsyat lho. Buktinya anak-anak jadi tambah semangat buat narsis. Haha.. Kepala-kepala nongol dari kebun teh. Lucu, cuma sayang ada beberapa kepala ga jelas. 😛
Energi cilok pun berlanjut dengan semangat jalan ke tengah kebun teh buat foto-foto. wakakak 😀
Setelah puas foto-foto di tengah kebun teh, kami berencana pergi ke Candi Cetho. Di tengah perjalanan, kami menemukan tempat yang bagus untuk foto. Berhentilah kami semua di sana untuk pemotretan. *tetep*
Keceriaan dan tertawa mereka ini selalu membuatku kangen masa-masa itu. Masa kuliah, ketika pusing dan penat dengan aktivitas perkuliah selalu mencari katarsis. Biasanya katarsis anak-anak kalau lagi enek sama laptop ya, jalan-jalan, foto-foto. That’s so amazing. Dan hari-hari itu akan selalu ngangenin kalau diinget.
Karena kami semua ternyata ga tau jalan ke Candi Cetho, akhirnya kami kesasar. Konyolnya, bahkan di antara kami ga sadar, sampai akhirnya kami merasa jalan yang kami lalui sudah mulai menjauh dari sekitaran kebun teh. Tapi, kesasarnya ga sia-sia, og. Lumayan bisa foto-foto di pinggir sungai yang ditumbuhi bunga-bunga kuning yang indah. Selain itu, pemandangan kiri-kanan jalan juga bagus. Hehe.. Selalu ada hikmah di setiap kejadian termasuk acara kesasar ini. 😛
Daaaaaaan, finally we arrived to Candi Cetho. Hoooreeeeeee!!! Waktu kami sampai di sana waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 11.30. Woooooaaaaah, panaaaaas!!
Tapi ga berapa lama kemudian, kabut pun mulai turun. Cuaca di atas emang sering galau gitu. Panas tau-tau kabut turun atau panas tau-tau hujan.
Dan kenarsisan pun berlanjut dengan foto timer 5x jepretan. Haha.. Foto 5x jepretan hasilnya yang bagus cuma foto pertama, yang ke-2 sampai ke-5 hasilnya pasti lucu-lucu ga keduga. Kaya foto ini, Arin terbang gitu. Haha
Kami mulai melanjutkan jalan-jalan dan mencari apa yang ada di candi ini.
Karena sudah waktu makan siang, kami pun mencari makan. Kami pun memutuskan untuk makan mi ayam. Sayang, ada beberapa mangkok mi ayam yang mi nya belum matang. *pukpuk arin*
Karena masih terlalu dini untuk turun gunung, akhirnya kami rapat menentukan destination selanjutnya. Kami memutuskan pergi ke Air Terjun Segoro Gunung. Terakhir kali kesana, sekitaran Segoro Gunung sudah banyak didirikan vila. Sayang banget, padahal waktu semester awal, sekitar tahun 2008 daerah sana merupakan hamparan kebun sayur. Mungkin penduduk sana ingin “kehidupan yang lebih baik” dengan menjual tanah kepada orang untuk didirikan vila dan mereka menjadi penjaga vila. Memang, harga sayur di sana dibeli dengan harga yang sangat murah.
Memang, daerah Segoro Gunung ini sangat asri. Untuk menuju air terjun, harus melewati kebun pinus di kanan dan kiri jalan. Namun, untuk menuju air terjun membutuhkan effort yang lebih. Waktu berangkat, jalanan turun sehingga waktu mau pulang agak males ngeliat jalan tanjakan yang ada. haha
Karena waktu itu bukan musim hujan, air yang terjun cuma sedikit. Namun, bukan berarti air terjunnya ga cantik, tetep cantik og. hehe
That was the ending of our day, but not our journey.. And the stories is still continued..
_edjhe_